Selasa, 16 Oktober 2007

HyperTransport

HyperTransport (HT), sebelummya dikenal sebagai Lightning Data Transport (LDT), adalah sebuah saluran komunikasi dua arah (bidirectional) yang dapat mentransmisikan data secara serial atau paralel serta memiliki kecepatan tinggi dan latency yang rendah. Bus ini diperkenalkan pada tanggal 2 April 2001. Adalah sebuah konsorsium yang disebut sebagai HyperTransport Consortium yang bertugas untuk mempromosikan dan mengembangkan teknologi HyperTransport. Teknologi ini digunakan oleh AMD dan Transmeta dalam prosesor dengan arsitektur x86 dan AMD64; PMC-Sierra, Broadcom, dan Raza Microelectronics dalam prosesor dengan arsitektur MIPS; AMD, NVIDIA, VIA, SiS, dan Hewlett-Packard dalam chipset motherboard komputer pribadi; Hewlett-Packard, Sun Microsystems, IBM, dan IWill dalam server; Cray, Newisys, dan QLogic dalam komputer berperforma tinggi (High-performance computer/cluster); Microsoft dalam Xbox Game Console; serta Cisco Systems dalam router yang dirilisnya. Satu-satunya raksasa dalam bidang mikroelektronik yang absen dari daftar di atas adalah Intel yang terus menggunakan arsitektur bus yang dipakai bersama-sama.
HyperTransport datang dalam tiga versi, yakni versi 1.0, 2.0 dan 3.0 yang berjalan dari kecepatan 200 MHz hingga 2600 MHz. Hal ini jelas sangat kontras dengan kecepatan bus PCI yang hanya berkisar pada kecepatan 33 MHz atau 66 MHz. Koneksi ini juga menggunakan Double Data Rate (DDR) sehingga dapat mentransmisikan data dua kali lebih banyak pada kecepatan yang sama. Dengan menggunakan teknik seperti ini, HyperTransport dapat mentransfer data hingga 5200 Megatransfer per detik (MT/detik) ketika berjalan pada kecepatan 2600 MHz.
HyperTransport mendukung penggunaan ukuran bit yang dapat ditransfer (banyak lajur), yang berkisar antara 2 bit hingga 32 bit. Dengan begitu, HyperTransport dapat mentransmisikan banyak data dalam tiap clock-nya. Untuk sebuah interkoneksi 2600 MHz, 32-bit, maka HyperTransport dapat mentransfer data hingga 20800 Megabyte/detik. Bus-bus yang memiliki lebar lajur yang berbeda dapat digabungkan menjadi sebuah bus.

AMD Opteron

AMD Opteron adalah sebuah mikroprosesor 64-bit buatan AMD yang dirilis untuk pasar workstation dan server pada musim semi 2003. Prosesor ini menggunakan arsitektur yang sama dengan prosesor AMD Athlon 64, yakni AMD64.
AMD Opteron, secara umum memiliki fitur-fitur sebagai berikut:
Cache level-1 sebesar 128 KB, yang terbagi ke dalam data cache 64 KB dan instruction cache 64 KB.
Cache level-2 sebesar 1024 KB.
Kisaran kecepatan mulai dari 1400 MHz hingga 3000 MHz
Memiliki tiga buah link HyperTransport dengan kecepatan 3200 Mbit/s
Menggunakan soket 939 (seri 1xx), atau socket 940 (seri 2xx dan 8xx)
Memiliki kontroler memori terintegrasi, 144-bit Registered DDR-SDRAM (dual channel memory dengan fungsi ECC) (socket 940); atau kontroler memori 128-bit (dual channel memory tanpa fungsi ECC) (Socket 939)
Mampu mengakses memori fisik hingga 1 terabyte (ini disebabkan prosesor ini menggunakan 40-bit address bus) serta 256 terabyte memori virtual (48-bit)
Menggunakan arsitektur AMD64, yang dapat kompatibel dengan instruksi x86 32-bit.
Menggunakan proses manufaktur 130 nanometer atau SOI (Silicon on Insulator) 90 nanometer.
Tersedia dalam single-core, dual-core, atau quad-core.
Tersedia dalam prosesor yang mampu mendukung 1-way (Opteron 1xx), 2-way (Opteron 2xx), atau 8-way (Opteron 8xx) dalam konfigurasi multiprosesor.
Tersedia juga dalam bentuk energy-efficient, untuk menekan harga pembayaran listrik (server umumnya dibuat non-stop, yang tentu saja memakan banyak daya)
Prosesor Opteron dirilis untuk menandingi prosesor Intel Xeon di pasar workstation dan Itanium di pasar server high-end. Dibandingkan dengan Intel Xeon yang berbasis mikroarsitektur Intel NetBurst, Opteron dapat dibilang menang telak, dilihat dari konerja yang ditunjukkannya tiap watt yang digunakan (performance/watt), tapi belum dapat menandingi efisiensi prosesor Intel Itanium 2.

AMD ATHLON 64


Prosesor AMD Athlon 64 adalah sebuah mikroprosesor 64-bit yang dibuat oleh Advanced Micro Devices. Prosesor ini dimanufaktur dengan menggunakan proses manufaktur 130 nanometer atau 90 nanometer dan teknologi Silicon-On-Insulator (SOI). Prosesor ini adalah prosesor 64-bit dengan set instruksi AMD64, yang merupakan sebuah ekstensi terhadap set instruksi x86 yang berupa set instruksi 32-bit. Dengan menggunakan set instruksi AMD64, Athlon 64 dapat menjalankan aplikasi 32-bit secara native, selain tentunya dapat menangani aplikasi 64-bit. Ini berbeda dengan prosesor Intel IA-64 (Itanium, Itanium 2) yang benar-benar menggunakan set instruksi yang 64-bit (bukan ekstensi terhadap x86), sehingga prosesor IA-64 tidak dapat menangani aplikasi 32-bit secara native (dibutuhkan proses emulasi untuk mengekeskusi aplikasi 32-bit).
Athlon 64 menggunakan satu buah link HyperTransport 16-bit agar dapat dikoneksikan ke chipset motherboard. Ini berbeda dengan prosesor AMD64 lainnya, AMD Opteron dan AMD Athlon 64 FX-51/FX-53 (Socket-940), yang memiliki tiga buah link HyperTransport (dua link dapat digunakan untuk dihubungkan dengan prosesor lainnya, sementara satu link lagi dihubungkan dengan chipset I/O motherboard).
AMD Athlon 64 pada saat dikembangkan memiliki nama kode Clawhammer, sebab memang set instruksi AMD64 memiliki julukan sebagai "Hammer". Arsitektur AMD64 juga sering disebut sebagai K8 karena memang penerus arsitektur K7 yang digunakan oleh keluarga prosesor AMD Athlon (Athlon, Athlon XP, Sempron, Duron).
AMD Athlon 64 ditujukan untuk pasar desktop mainstream berkinerja tinggi, sehingga menjadikan AMD Athlon XP pun pensiun menjadi flagship prosesor desktop AMD, seolah-olah AMD Athlon XP menjadi "Duron"-nya AMD Athlon 64, sebelum digantikan oleh AMD Sempron.
Nama prosesor
AMD Athlon 64
Nama kode
Clawhammer, Newcastle, Winchester, San Diego, Venice
Dirilis
23 September 2003
Proses manufaktur
130 nanometer (Clawhammer, Newcastle)90 nanometer (Winchester, Venice)
Kecepatan bus
1600 MT/s HyperTransport (Clawhammer, Newcastle)2000 MT/detik HyperTransport (Winchester, Venice)
Range kecepatan
1800 MHz hingga 2600 MHz
Range Thermal Design Power (TDP)
59 Watt hingga 89 Watt
Set Instruksi
AMD64 (x86-64), MMX, 3DNow!, SSE, SSE2 (semua versi), SSE3 (Venice)
Fitur tambahan
Kontrolir memori terintegrasi di dalam prosesor: 64-bit DDR-SDRAM PC2700 (Clawhammer/Newcastle), 128-bit DDR-SDRAM PC3200 (Winchester/Venice), untuk mempercepat akses kepada memori (karena memang memori diakses langsung oleh prosesor, tidak melewati chipset).Cool-n-Quiet (manajemen daya prosesor secara otomatis).
Pipeline
12-stage
Cache Level-1
128 KB (64 KB Instruction cache + 64 KB Data cache) , 2-way Set Associative, Write Back, dengan ukuran line 64 byte.
Cache Level-2
1024 KB (Clawhammer)/512 KB (Newcastle, Winchester, Venice), 128-bit, 16-way Set Associative, Write back, dengan ukuran line 64 byte.
Jumlah transistor
105,9 juta transistor (Clawhammer).
Interkoneksi ke motherboard
Socket 754, Socket 939, Socket M2
Tegangan CPU
1.5 Volt (Clawhammer)/1.400 Volt (Newcastle, Winchester)/1.35 Volt (Venice)

Kinerja prosesor ini mengesankan: selain dapat mengeksekusi instruksi 64-bit dan 32-bit, dengan hanya menggunakan kecepatan yang lebih rendah, ia dapat menyamai kinerja dari prosesor Intel Pentium 4 (Prescott, Cedar Mill) yang memiliki kecepatan yang jauh lebih kencang. Sebelum Intel datang dengan Intel Core 2 Duo, prosesor ini sempat merajai pasaran mainstream (gamer pada khususnya) dan antusias.

AMD TURION

Pada tahun 2003, tampaknya perseteruan antara Intel dan AMD berada pada tingkat tertingginya dan mempengaruhi perkembangan prosesor mobile dari AMD. Peluncuran prosesor Intel Pentium 4 revisi C, tidak menimbulkan sifat reaktif AMD dengan meluncurkan prosesor baru. AMD lebih memilih untuk diam dan lebih mengkonsentrasikan untuk membawa prosesor generasi kedelapan secepatnya ke tangan konsumen.

Penantian yang panjang ini akhirnya direalisasikan oleh AMD dengan memperkenalkan prosesor generasi kedelapan yang disebut dengan nama Athlon 64 pada akhir tahun 2003.

Perkenalan Athlon 64 langsung membuat penikmat dan pemerhati teknologi komputer jatuh cinta pada prosesor tersebut. Salah satu feature utama yang mengontribusikan tingginya kinerja prosesor Athlon 64 adalah penyertaan on-die memory controller. Feature tersebut berarti kecepatan akses memori menjadi tinggi karena berjalan dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan prosesor.

Athlon bukan satu-satunya prosesor desktop yang dipilih untuk dijadikan prosesor mobile saja. Beberapa model prosesor AMD Sempron juga digunakan sebagai prosesor mobile.

Pada awalnya, Sempron merupakan produk kelas bawah dari Athlon XP yang ditujukan untuk konsumen dengan dana minimal. Namun pada akhir daur hidup prosesor AMD generasi ketujuh, Sempron merupakan skema penamaan ulang Athlon XP, khususnya pada versi Barton yang diluncurkan bulan September tahun 2004. Oleh karena itu, semua feature Athlon XP juga terdapat di dalamnya.

Untuk prosesor generasi kedelapan, AMD mengambil dua rute yang cukup berbeda dalam menawarkan prosesor mobile-nya. Pada pasar menengah ke bawah, AMD masih tetap menggunakan nama Sempron pada prosesor mobile generasi kedelapannya. Namun untuk pasar prosesor mobile menengah ke atas, AMD memutuskan untuk mengusung sebuah nama baru, yaitu Turion 64.

Ketika AMD merancang generasi ke-delapan dari prosesor mereka, AMD menaruh perhatian yang cukup besar pada pengembangan prosesor mobile. Tampaknya, AMD cukup serius menantang Intel di setiap segmen pasar prosesor. Pada pertengahan tahun 2005, Turion 64 diluncurkan oleh AMD untuk menghadang laju Intel yang cukup sukses dengan prosesor mobilenya, yaitu Pentium M.
Secara teknis, Turion 64 adalah Mobile Athlon 64 yang diganti namanya dengan proses produksi 90 nm. Prosesor ini bekerja dengan mendukung memory controller single channel DDR400.




Kehadiran Turion 64 membuka sebuah peluang pasar baru bagi AMD. Salah satu keunggulan yang dimiliki pada waktu peluncuran pertamanya adalah dukungan ekstensi 64-bit secara default oleh Turion 64. Hal ini memang terkesan sederhana karena pada waktu itu, aplikasi yang menggunakan ekstensi 64-bit masih sedikit. Akan tetapi, bagi mereka yang menginginkan investasi mereka dihargai dengan inovasi, penggunaan Turion 64-bit dapat diartikan bahwa mereka tidak perlu lagi melakukan upgrade notebook ketika aplikasi 64-bit sudah menjadi mainstream.Keunggulan lainnya yang dimiliki oleh prosesor AMD mobile terbaru ini adalah sifatnya yang stand-alone atau berdiri sendiri (tidak seperti platform Centrino ciptaan Intel). Dengan skema kemandirian ini, notebook dengan prosesor Turion 64 dapat dijual dengan harga yang relatif lebih murah karena tidak diperlukannya peralatan yang telah disertifikasi dan disetujui oleh AMD.

Alhasil, produsen notebook bebas memilih kombinasi perlengkapan dan peripheral yang dapat digunakan dengan Turion 64. Sayangnya, dengan skema kemandirian tersebut, kualitas dan kinerja notebook berbasis prosesor Turion 64 cukup bervariasi dari satu merek ke merek lain.Meskipun telah beberapa kali ditunda, akhirnya pada bulan Mei 2006, AMD mengumumkan peluncuran Turion 64 X2. Generasi penerus Turion 64 tersebut hadir dengan teknologi dua inti dan beberapa peningkatan feature. Tidak hanya sekadar menambahkan inti kedua saja, Turion 64 X2 membawa beberapa perubahan yang cukup signifikan sebagai berikut; penggunaan memori DDR2 berkecepatan 667 MHz, penggunaan interface pin yang baru dengan nama S1, teknologi virtualisasi, dan dukungan manajemen suhu terbaru.Penggunaan memori DDR2 dengan bandwidth yang lebih besar ini memungkinkan notebook dengan prosesor Turion 64 X2 memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan Turion 64. Sementara itu, AMD menjanjikan penggunaan daya yang sama dengan Turion 64 meskipun Turion 64 X2 menggunakan dua inti. Secara teoritis, hal tersebut memang dapat dilaksanakan karena AMD menerapkan beberapa teknologi pengatur suhu yang baru, seperti; Penerapan deeper sleep mode yang mengizinkan Turion 64 X2 menggunakan listrik sesedikit mungkin ketika sedang tidak digunakan. Dengan penggunaan dua inti, Turion 64 X2 dibekali dengan skema pengaturan daya pada tiap-tiap inti. Hal ini tentunya mengizinkan pembagian daya yang lebih tepat untuk tiap-tiap inti sehingga memaksimalkan penggunaan daya.Dari segi penamaan, AMD masih berpegang teguh dengan skema penamaan dua buah huruf yang dikombinasikan dengan angka. Ini dimaksudkan untuk memberitahukan kepada khalayak mengenai tingkat konsumsi daya Turion 64 X2 dan kinerja yang dimilikinya. Sebelumnya, dengan Turion 64, AMD menggunakan skema penamaan yang sama. Format yang AMD gunakan untuk penamaan prosesor Turion 64 dan Turion 64 X2 adalah AA-11. Huruf pertama dari format tersebut melambangkan jenis prosesornya, Turion 64 menggunakan huruf “M” sedangkan Turion 64 X2 menggunakan huruf “T”.Huruf kedua yang digunakan pada skema penamaan ini adalah tingkat konsumsi daya dimana abjad terawal (A) melambangkan tingkat konsumsi daya tertinggi, sedangkan abjad terakhir (Z) melambangkan konsumsi daya yang terhemat. Sementara itu, dua angka terakhir melambangkan nilai kinerja yang dimiliki prosesor tersebut. Tampaknya kali ini, AMD tidak lagi menggunakan Performance Rating (PR) yang diperbandingkan dengan kecepatan prosesor Intel. Nilai kinerja yang digunakan pada penamaan Turion 64 dan Turion 64 X2 murni melambangkan perbandingan kinerja dari jajaran prosesor seri Turion 64. Sebagai contoh; prosesor TL-50 (Turion 64 X2) yang memiliki kecepatan 1.6 GHz memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan ML-30 (Turion 64) meskipun juga berjalan dengan kecepatan yang sama.

Laporan lapangan yang menjanjikan
Dari pengujian yang dilakukan, terlihat jelas bahwa kinerja Megabook S271 sedikit membuntuti Thinkpad T60s pada semua pengujian produktifitas (productivity) seperti Sysmark 2004SE. Dari segi daya tahan baterai Megabook S271 harus tunduk kepada kedua tawaran notebook dari Lenovo. Namun, nilai ini tidak bisa dijadikan tolok ukur yang baik untuk mengetahui konsumsi daya prosesor Turion 64 X2 karena Megabook S271 menggunakan baterai berkapasitas terkecil, yaitu 4400 mAh. Sementara itu, Thinkpad T60s dan Thinkpad X41 berturut-turut menggunakan baterai berkapasitas 5200 mAh dan 7800 mAh.Kinerja Megabook S271 memang kalah dibandingkan dengan Thinkpad T60s. Namun, rendahnya kinerja tersebut memang sudah dapat diperkirakan karena penggunaan L2 Cache yang kecil. Untuk kelas Turion 64 X2 menengah ke atas, ada kemungkinan kinerja dapat meningkat berkat penggunaan L2 Cache yang lebih besar. Meskipun begitu, nilai yang diperoleh Megabook S271 pun dapat dibilang bagus karena tidak tertinggal terlalu jauh dibandingkan dengan Thinkpad T60s. Adapun Megabook S271 memimpin dengan mutlak pada pengujian bermain game berkat penggunaan graphics card terintegrasi dari ATi.

Memang tidak dapat dipungkiri, kinerja graphics card terintegrasi dari Intel belum cukup untuk menyaingi tawaran ATi maupun Nvidia saat ini.Salah satu hal yang cukup menarik dari pengujian yang dilakukan oleh Laptoplogic adalah potensi overclocking yang dimiliki oleh Turion 64 X2. Dengan menggunakan aplikasi Clockgen, Turion 64 X2 pada Megabook S271 dapat ditingkatkan dari kecepatan awal 1.66 GHz menjadi 1.975 GHz tanpa masalah. Kinerja yang dihasilkan pun melompat rata-rata 20% pada aplikasi PCmark 2005. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa Turion 64 X2 memiliki potensi yang cukup tinggi. Meskipun tidak menawarkan kinerja yang mutlak tinggi, prosesor Turion 64 X2 dibanderol oleh pihak AMD dalam jumlah 1000 dengan harga US$184 hingga maksimal US$354. Sementara itu, prosesore Core Duo dibanderol oleh pihak Intel dengan harga awal US$241 hingga US$637. Dari rentang harga kedua jenis prosesor tersebut, sudah terlihat bahwa kekurangan kinerja dari Turion 64 X2 di sesuaikan oleh pihak AMD dengan harga yang kompetitif.